Saat membicarakan tentang kualitas semen, seringkali muncul berbagai mitos dan fakta yang membuat kita bingung. Sebenarnya, apa sih mitos dan fakta seputar kualitas semen?
Mitos pertama yang sering kita dengar adalah bahwa semakin banyak ejakulasi, kualitas semen akan semakin menurun. Namun, menurut pakar kesehatan reproduksi, Dr. David Johnson, hal ini tidak sepenuhnya benar. “Meskipun terjadi penurunan jumlah sperma setelah ejakulasi pertama, namun kualitas sperma biasanya tetap stabil,” ujar Dr. Johnson.
Fakta yang sebenarnya adalah pola makan dan gaya hidup sehat memiliki pengaruh besar terhadap kualitas semen. Mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan seperti buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan kualitas sperma. Selain itu, menghindari merokok dan minum alkohol secara berlebihan juga dapat meningkatkan kesuburan.
Mitos lain yang sering kita dengar adalah bahwa warna sperma menentukan kualitasnya. Menurut Dr. Michael Smith, warna sperma yang keruh atau kuning tidak selalu menunjukkan masalah kesehatan. “Warna sperma dapat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi atau bahkan infeksi pada saluran reproduksi,” ujar Dr. Smith.
Fakta yang sebenarnya adalah bahwa kualitas sperma tidak hanya ditentukan oleh warna, namun juga oleh jumlah, motilitas, dan morfologi sperma. Menurut American Society for Reproductive Medicine, kualitas sperma yang baik memiliki jumlah sperma lebih dari 15 juta per mililiter, motilitas di atas 40%, dan morfologi normal di atas 4%.
Jadi, jangan mudah percaya pada mitos-mitos seputar kualitas semen. Pastikan untuk selalu mendapatkan informasi yang akurat dan konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kualitas sperma Anda. Lakukan gaya hidup sehat dan konsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan kualitas sperma Anda. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda!